Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2025

Perempuan dengan Mata Musim Hujan

Matanya bukan sekadar sumur— melainkan musim hujan. Gumpalan badai di batas pelupuk, sedikit hentakan, bisa meruntuhkan seluruhnya. Hatinya seperti kelopak terbuka, rentan gemetar sekalipun angin meniupnya pelan, memikul suara yang tak sempat lahir, dan menggigil pada rasa getir. tapi— di tengah ketidakberdayaannya, saat cahaya hanya tinggal sisa bayang, ada mereka yang bertahan, menegaskan bahwa dalam cekat, ia tak pernah benar-benar sendiri. untuk mereka— sauh di lautan gelisahnya, mata-mata yang melihat bukan hanya badainya, membuktikan ia tidak terabaikan, —ia ditemani. dan yang terpenting— terima kasih, karena menerima segala rumit, mendekap sisi-sisi yang tajam, meski yang terbentang kusut dan jauh dari sempurna. semoga, sebagaimana perempuan itu diterima, kamu pun—juga.