Kepada petang yang riang menyambut gelita,
ku sampaikan dengan lantang nyanyian derita
menggigit detik lamat-lamat
beku dalam dingin teramat
Kepada tubuh
seorang perempuan,
ku ceritakan dengan lugas dongeng muram
tokohnya kuyub dihujani banyak pertanyaan
tentang eksistensi, pengakuan, dan penyesalan
Kepada jiwa yang
senantiasa menyepi,
ku kabarkan dengan vokal cercaan yang menghujam
agar semakin keras bunyi dengungan sambatan
mengapa begini mengapa begitu
Aku menyampaikan
resah;
secara terbuka
mewakili kita
kepada kita
untuk kita
dalam penuh suka cita
Bekasi, 21 Mei 2023
Fitri Wulandari
Ternyata sendiri ga selamanya menyenangkan. Ternyata sendiri jauh dari ekspetasi. Ternyata sendiri bukan berarti bebas. Apalagi sambil mengingat kawan lama, ternyata semua ga sesuai. Doa itu terkabul sambil terseret penyesalan. Pernah terucap tak menginginkan kawan dekat itu sesalnya. Alasannya ingin sendiri ya karena tidak ingin kecewa lagi dan terulang bagian lalu.”Teman dekatmu adalah peluang besar menjatuhkan mu” alasan lain. Satu hal, kenyataan yang kita harapkan ga akan pernah ada sampai kapanpun. Kata kuncinya, nikmatin. Ya gue harus nikmatin jalan yang udah semestinya gue lewatin. Mungkin gue terlalu fokus dengan ekspetasi mengejar kesenangan diri sendiri. Sampe gue lupa, yang ada disekitar gue ternyata lebih berharga dari apapun. Momen sendiri membuat gue belajar dan sadar akan banyak hal. Ketika gue memasuki lingkungan baru dimana posisi gue teramat asing, hal itu terasa. Ya gue sendirian. Tanpa partner. Bingung. Sekelibat kalimat “gue butuh lo disini, te...
Comments
Post a Comment